TENTANG KESEHATAN MENTAL ANAK DAN REMAJA

 KITA TIDAK BISA GAGAL GENERASI LAIN: 5 HAL YANG PERLU DIKETAHUI TENTANG KESEHATAN MENTAL ANAK DAN REMAJA

Pandemi COVID-19 telah menyebabkan kehilangan, kesedihan, trauma, dan isolasi yang tak terbayangkan dalam skala global — menantang kesehatan mental dan kesejahteraan kolektif kita. Sekolah di seluruh dunia ditutup selama berbulan-bulan pada saat virus menyebar, membuat anak-anak tidak dapat belajar, bermain dengan teman, dan mengakses jaring pengaman sosial yang penting. Banyak keluarga didorong ke dalam kemiskinan, dan anak-anak yang dikurung sangat rentan terhadap kekerasan di rumah. Anak-anak dan remaja telah sangat terpengaruh oleh dampak kesehatan mental dari pandemi dan dapat merasakannya lama setelah itu berakhir.

Menurut sebuah laporan baru oleh Dana Anak-anak Perserikatan Bangsa-Bangsa (UNICEF) tentang kesehatan mental anak, remaja, dan pengasuh, pandemi ini mungkin merupakan puncak gunung es kesehatan mental.

Dirilis menjelang Hari Kesehatan Mental Sedunia tahun ini, laporan The State of the World's Children 2021 menawarkan pemeriksaan serius terhadap kesehatan mental anak-anak hari ini, menggarisbawahi beratnya tantangan kesehatan mental yang dihadapi anak-anak dan remaja yang dapat menyebabkan kecacatan, penyakit, dan kematian. .

Meskipun telah terjadi pergeseran yang luar biasa dalam persepsi publik tentang gangguan kesehatan mental sejak Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pertama pada tahun 1992, peningkatan kesadaran dan penerimaan yang berkembang ini belum diterjemahkan ke dalam tindakan dan investasi yang mendesak.

“Dalam hal kesehatan mental, setiap negara berkembang,” kata Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta H. Fore. “Kita tidak bisa menunggu lebih lama lagi. Kita tidak bisa mengecewakan generasi lain. Waktunya untuk bertindak adalah sekarang.”